Rabu, 07 Mei 2014

Note ! (1)

          Wahai engkau, pangeran, penguatku. Dengan jelas kulihat kau berjalan menjauh. Tidak pelan, tidak pula cepat. Tapi pasti ku melihatmu menjauh memunggungiku. Masih terlihat jelas memang sosokmu namun perlahan, susah aku manjangkaumu. Bahkan teriakanku, hanya bagaikan angin berhembus di telingamu. Langkahmu mantap kedepan, lurus. Dan dengan yakinmu, tidak sedetikpun kau menengok ke arahku.
          Wahai engkau, pangeran, cahaya pagi. Bukan tanpa sebab aku ingin menghentikan langkahmu. Bukan tanpa alasan aku menginginkanmu kembali. Kau berjalan membawa sepotong bentuk bernama kebahagiaan. Kau melangkah membawa sepucuk daun bernama mimpi. Kau mengambilnya dariku. Oh, bukan. Kau sama sekali tidak mengambilnya dariku, aku yang menitipkan padamu, sepucuk daun bernama mimpi, sepotong bentuk bernama kebahagiaan, bahkan aku memberikan fokusku kepadamu. Gravitasi.
          Bisa kau mengerti wahai pangeran? Kau pergi. Yang  berarti semua mimpiku, bahagiaku, bahkan gravitasiku juga menjauh dariku. Kau tahu? Ya separuh dari hidupku menjauh, separuh dari diriku melangkah. Dan aku? Jatuh, tersungkur, dan gelap.
          Bodohku memberikan semuanya padamu, menggantungkan harapan, mencipta imajinasi, menempatkan bahagia bahkan menajdikanmu gravitasi, yang berarti tanpamu, aku melayang tak menentu arah. Rapuh. Beraniku karena kulihat kau bagai sang rembulan saat kugelap. Ya, kau memberiku sinar, memberiku hari, memberiku warna memberiku hidup.
          Satu yang terlambat aku sadari, aku hanya si pungguk. Kau selalu bersanding cantik dengan sang bintang. Aku hanya si pungguk, aku hanya yang selalu merindumu, selalu merindumu dan akan selalu begitu. Bukan aku yang kau cari, bukan aku yang kau tuju. Kau hanya bersanding dengan sang bintang.
          Hai pangeran, aku memang telat menyadari. Semua yang kutitipkan padamu hanyalah menempati ruang kosongmu, ruang yang tadinya kau gunakan untuk meletakan semua benda yang sekarang kau titipkan pada dia. Dia yang sangat beruntung. Putri Impianmu.

          Kini, perlahan tapi pasti, kulihat langkahmu menuju sana. Baiklah, teruslah berjalan hai pangeran, teruslah menuju sang putri. Teruslah. Aku sudah terlanjur melayang tak tentu arah. Raihlah dia, dan aku akan mencoba tenang melepasmu.
read more >>>

Senin, 21 April 2014

Bersabarlah Bidadari

          Ku sesap minumanku sampai habis. Duduk di pinggir pantai sembari menunggu matahari membenamkan diri di ufuk barat suatu kegiatan membunuh waktu yang cukup menenangkan. Cukup tenang sampai ponselku bergetar dan sebaris kata – kata dingin terpampang disana. Aku menghela napas panjang dan kembali membenamkan ponselku dalam saku. Tidak lupa ku ubah menjadi mode hening. Mode hening, seperti sore ini, aku tengah menikmati mode hening. Duduk membunuh waktu dan mencoba menenangkan hati dan pikiran. Hingga adzan maghrib berkumandang, bergegas aku beranjak dan kembali ke tempat kostku.
Sungguh melegakan memang menghadap Sang Pencipta dan menumpahkan seluruh keluh kesah. Keluh kesah? Aku teringat sms yang tadi sempat ku abaikan. Segera ku cari hapeku disegala penjuru kamar. Rupanya hapeku habis di bombardir, penuh sms dari orang yang sama, orang yang amat kusayangi setelah ibuku dan kini tengah terpisah ribuan kilo meter.
“halo, kamu dari mana aja sih yang, smsku dicuekin terus dari tadi, abis pergi ya?” omelnya begitu telfonku diangkat
“maaf sayang, aku habis futsal tadi sore sampai maghrib.”
“ngeselin banget sih engga bilang. Bilang bisa kan? Kan aku jadi nungguin kamu. Apa susahnya sih bilang?”
“iya maaf, kan aku udah bilang maaf, lagian aku perginya ngga macem macem kan yang? Maafin yaa.”
“yaudah deh lanjut sms aja.” Telfon di tutupnya dengan ketusnya. Malam ini akan menjadi malam yang panjang. Panjang karena pertangkaran kami masih harus berlanjut.
          Entah karena apa, akhir akhir ini, Hana kekasihku menjadi lebih mudah marah. Tepatnya semenjak aku kuliah di kota ini. Yang bahkan terpisahkan oleh lautan. Dia semakin mudah marah, semakin manja dan semakin susah ku tebak apa maunya. Aku tau itu salah satu bentuk ke khawatiranya karena jarak kita yang cukup jauh. Kondisi yang cukup sulit bagi hubungan kami. Setelah lebih dari setahun kami selalu bersama, kini kami harus terpisah. Ya, tugas belajarku di kota yang berbeda pulau memang tidak bisa di ajak kompromi. Aku harus merelakan banyak hal untuk mencapai cita –citaku. Salah satunya hubungan jarak jauh yang suka tidak suka harus kujalani.
          Hana, gadis manis yang kukenal lebih dari dua tahun ini begitu istimewa bagiku. Lain dari yang lain. Berawal dari perkenalan tidak disengaja saat acara pensi SMA, aku mulai memberanikan diri untuk mengenalnya lebih jauh. Sampai akhirnya aku memilikinya, dia selalu memiliki sisi lain yang membuatku penasaran setengah mati. Sisi yang lembut namun menyimpan ketegaran di baliknya. Sisi yang amat membuatku nyaman.
          Usianya setahun lebih muda dariku. Tapi sikapnya cukup dewasa. Dia sering memberiku support saat aku down, bahkan dia sangat kuat saat banyak masalah menerpa hubungan kami. Tapi itu dulu saat kami masih dalam satu kota yang sama, belum terpisahkan jarak bahkan perbedaan zona waktu. Ya, dia Hana yang sangat sempurna bagiku.
          Namun akhir –akhir ini sikapnya sedikit berubah. Mudah marah, mudah curiga dan yang paling menjengkelkan dia selalu menuntutku untuk laporan setiap kegiatanku. Terkadang aku bosan dengan semua sikapnya, bosan dengan pertengkaran kami walaupun sedikitpun perasaanku padanya tidak bisa berubah.

---

          Seminggu lagi Hana berulangtahun. Salah satu hal yang tidak aku suka adalah memilih kado. Tapi kali ini karena kado ini akan kuberikan pada yang terspesial. Aku sibuk browsing kado apa yang kira – kira tepat untuk dia. Boneka? Jam tangan? Kotak musik? Ah ide di internet sangat mebosankan. Barang – barang klasik untuk kado ulangtahun dan berani bertaruh, Hana sudah punya itu semua. Aku ingin kado yang benar – benar tidak biasa dan kalo bisa aku membuatnya sendiri. Setengah mati aku  memutar otak. Ah, kenapa aku tidak tanya teman –teman ku yang perempuan.  Mungkin ada ide brilian.
“Ca, hana ulangtahunn semingu lagi, aku bingung mau kasih kado apa.” Tanpa basa – basi aku langsung menyampaikan tujuanku ke temanku, Caca, teman satu kelasku di kampus.
“Mmm, apa ya? Aku ada ide sih, tapi agak mainstream kayaknya. Tapi yakin deh, Hana pasti tersentuh.”
“apa emang? Kalo bisa hemat biaya.”
“stopmotion”
          Bukan ide yang buruk. Mungkin Hana akan menyukainya. entahlah. Kalaupun nanti hasilnya kurang memuaskan karena aku bukan ahlinya di bidang IT dan fotografi tapi semoga Hana tahu bahwa aku sangat, amat sangat menyayanginya. Seminggu ini akan menjadi minggu yang semakin padat dengan proyek rahasiaku. Segera aku mempersiapkan konsep dan mencari bala bantuan untuk dapat menyelesaikanya tepat waktu.
          Sengaja aku menyisipkan foto – foto kenangan kami dalam video ini, petikan kata manis yang pernah ku sampaikan kepadanya.  Aku ingin dia kembali menjadi Hana ku yang dulu ku kenal. Hana yang dewasa. Hati – hati ku kerjakan proyekku. Dan yang terpenting, semoga maksud utama ku tersampaikan lewat video ini. Aku sungguh lelah jika dia terus seperti ini. Meskipun sekali lagi, rasa sayangku padanya tak sedikitpun terkikis.
          Kamis, 9 Februari 2014, Hana tepat berusia 19 tahun. Ku berikan ucapan termanisku, bahkan aku rela begadang untuk menjadi yang pertama mengucapkan selamat ulangtahun padanya. Tak lupa, ak sudah mengirimkan proyekku seminggu ini. Betapa bahagianya aku saat dia bahagia dengan apa yang ku berikan. Seketika rinduku padanya membuncah, dan memoriku bersamanya saat kami masih satu  kota menyerang otakku tanpa ampun.
“i love you honey, you’re the best gift from heaven” hanya kata itu yang keluar dari mulutku saat kami tengah videocall. Padahal, aku sangat ingin memeluknya. Sangat mengharapkanya di sisiku saat ini.
          Sepertinya semua berjalan sesuai rencana, hari –hari kami setelah ulangtahunya kembali membaik. Dia perlahan – lahan kembali menjadi hanaku yang dulu. Hana yang periang dan pengertian. Hana, kau rela membuatmu beribu – ribu video stopmotion, atau hal lain yang kau ingin. Hanya untuk semua kedamaian hubungan kita.

---

          Dua minggu lagi ujian tengah semester akan berlangsung. Itu berarti ini adalah minggu tugas, semua dosen akan berlomba untuk membuat kami tetap  terjaga setiap malam. Tanpa tugas yang segudang pun jaddwal kuliahku sudah cukup padat. Belum lagi kegiatan wajib futsal setiap sorenya. Mungki aku harus mengurangi beberapa aktivitasku agar semuanya bisa terselesaikan.
          Segera ku susun jadwalku, jadwal belajar mandiri, jadwal mengerjakan tugas madiri, tugas kelompok dan jadwal kegiatan sosialku. Benar – benar menyita waktu. Hanya tersisa waktu 4 - 6 jam untuk beristirahat setiap harinya. Tapi setidaknya masih ada weekend untuk melepas semua penatku. Oh aku lupa memasukan satu kegiatan dalam skedulku. Hana’s time.

Sayang, maaf ya akhir akhir ini jadwalku padat banget nih banyak tugas numpuk. Maaf ya kalo ntar aku sering nyuekin hehe.

Oh, yaudah.

­---

          Akhirnya weekend tiba, saatnya melepas lelah. UTS memang seminggu lagi. Tapi otakku ruapanya menuntut haknya untuk refreshing.
“Firman, malming nonton yuk, filmnya lagi keren keren nih.” Ajak sahabatku, Wahid. Segera kusambut ajakan itu dengan sumringah. Belum lagi rencananya banyak yang akan menonton. Sangat sulit untukku menolak. Tentu aku tidak mau membusuk sendiri di kosat-an.
          Sungguh weekend yang menyenangkan. Belum lagi dengan kawan – kawan seperjuangan di tanah rantau. Benar – benar ajang mempererat kekeluargaan.
          Tapi tidak setelah itu. Masalah baru muncul. Hana, aku memang sengaja tidak bilang kepadanya kalau aku pergi menonton film. Seminggu lalu saat aku mencoba menceritakan kesibukanku dia malah berubah menjadi jutek. Jadi kupikir aku lebih baik tidak memberitahunya, yang penting dia ku temani sms-an. Begitulah pikirku. Dan apa yang ku pikirkan, salah bagi Hana. Dia kembali marah – marah padaku. Meski sudah ku jelaskan tetap dia tidak mau mengerti. Bahkan pertengkaran ini kembali berlangsung lama.
          Pikiranku kembali kacau. Ini bukan suasana yang ideal untuk persiapan UTS. Jadi kuputuskan untuk kabur sejenak. Pantai. Disanalah aku bisa membunuh waktu sekaligus berharap dapat mebunuh masalah. Pada ombak dan matahari senja, aku bercerita lirih. Berharap angin sore meniupkan ceritaku.
          Sayang, berapa tahun kita bersamaa? Suatu cerita yang indah bukan? Memori yang mengesankan bukan? Kamu, Bidadari surga yang hilang sayap.  Jatuh dihadapku dan menjatuhkan hatiku. Kamu, bak oase di gurun pasir.  Menyejukkan.
          Kamu Bidadari yang membuatku tetap diam terpaku. Membuatku lidahu kelu, dan melumpuhkan otakku. Kulihat kesempurnaan disegala kekuranganmu. Setiap manjamu, merajukmu, menuntutmu, tak sedikitpun menggeser kakiku untuk beranjak dari hadapmu.

          Bersabarlah Bidadari, kini aku jauh darimu. Tapi tetap jiwaku masih terpaku dihadapmu. Bersabarlah. Aku,  hanya segenggam pasir dalam tanganmu Bidadari. Sangat bahagia aku menggemgaku dalah tanganmu. Tak perlu terlalu erat. Dan percayalah aku takkan pergi. Aku menyayangimu. Sangat. Bersabarlah Bidadari.
read more >>>

Sabtu, 19 April 2014

We Start Here

"ku ingin kau tau, takkan ada yang bisaa.."

lagu itu masih mengalun lembut dari headset yang kupasang di telingaku. aku mencoba memahami setiap kata yang terdapat dalam liriknya. mungkin ada makna yang tersirat yang dapat kutangkap.

aku bukan tipikal orang yang peka dengan makna tersirat. bukan. sampai aku terpaksa berlatih bersamanya. dia, bagian dari sebuah cerita indah di masa lalu. yang berlangsung dengan sangat singkat, namun butuh kesabaran penantian bertahun - tahun. sekilas memang hanya kisah anak bawang, tapi kisah ini memberikan impact yang cukup besar bagiku. 

kisah itu berujung dari salah satu sudut sekolahku. aku masi duduk di bangku SMP saat itu. usia yang masih sangat belia untuk mengenal cinta bukan? tapi rupanya cinta tidak pernah kompromi dengan usia. dia sudah terbiasa berjalan dengan waktu. atau perubahan jaman yang telah menggeser tatanannya? bukan. bukan itu yang ingin ku kisahkan. di sudut itu, aku tengah berjalan dengan kawan - kawanku sampai kakak kelasku memanggilku. aku berhenti seketika. ada masalah apa ini? kenapa kakak kelas itu memanggilku? itulah yang seketika kupikirkan. ku dekati dia dan berbincang ala kadarnya. tak lama aku putuskan untuk melanjutkan perjalananku. pulang kerumah.

sore itu, aku tangah membantu ibuku menyiapkan menu buka puasa. hapeku berdering tanda sms masuk. siapa? segera aku membukanya. hatiku berdegup kencang seketika. nomor, dan di akhir sms terdapat nama si empunya nomor. nama ini sangat familier, sangat familier karena aku pernah mengagumi nama ini, ya mengagumi bahkan aku tidak tau sang pemilik nama. aku tidak pernah bertemu si pemilik nama. dan  bagaimana bisa aku mengaguminya pun aku tak tahu. dan kini nama itu muncul di layar ponselku. aku merasa tersanjung atau bahkan lebih dari itu.

singkat cerita, komunikasi kami mulai intens. akupun mulai mencuri - curi kesempatan untuk mengunjungi areal kakak kelas hanya untuk sekedar melihat wajahnya atau modus agar disapa dia. beberapa kali berhasil dan beberapa kali gagal. sesingkat kami menjadi akrab, sesingkat itu pula kami merenggang. hanya dua bulan sepertinya hubungan kami hangat. setelah itu dia hilang timbul bak surat botol yang mengambang di lautan. timbul dan tenggelam dengan pesan rahasia di dalamnya. 

setengah mati aku penasaran dengan perubahan sikapnya. setengah mati aku penasaran dengan semua hal yang terjadi. dengan maksud perkenalanya, dengan komunikasi kami yang cukup intens, dan pertemuan - pertemuan singkat kami di sekolah. pertemuan curi - curi karena menghindari sorakan teman - teman kami. atau menghindari orang - orang yang tidak suka dengan hubungan kami. memang sekolah tidak bisa lepas dari gosip siswa - siswanya. begitu pula kedekatan kami yang mulai tercium "paparazzi". setiap malam aku kerap menerima sms - sms yang tidak mengenakkan hati. dari mana sms itu berasal? dari mana lagi kalai bukan dari fans nya. kakak - kakak kelas yang centil dan genit. aku jadi merasa semua kakak kelas cewek itu menyebalkan. kecuali satu. sahabat dia yang perlahan menjadi sahabatku juga. 

timbul tenggelam. itulah dia. dua bulan kami dekat, setelah itu dia menghilang sampai sebulan, lalu muncul lagi untuk dua minggu dan menghilang lagi. ya seperti itulah siklus kami setiap hari. aku benar - benar putus asa menghadapi ketidakpastianya. aku mulai menghubung - hubungkan yang tidak ada hubunganya. memberi makna untuk yang tidak ada maknanya sebenarnya. bahkan di akhir sujudku pun hanya namanya yang menjadi fokus permohonanku. konyol memang, tapi aku hanya penasaran. aku penasaran kenapa dia meninggalkanku dan apakah dia punya perasaan yang sama denganku. hanya itu yang ku pertanyakan selama ini. hanya itu yang membuatku kalang kabut. banyak tingkah konyol yang kulakukan untuk membuat perhatianya tetap fokus kepadaku. mulai dari pura - pura salah kirim sms sampai pura - pura menjadi penggemarnya. konyol bukan? iya

tanpa terasa, siklus ini sudah berlalu selama dua tahun. dua tahun aku menunggunya tetap kembali kepadaku dan dua tahun aku menderita penasaran. dua tahun pula perasaan itu masih sama. dua tahun pula doaku masih sama. dan di dua tahun ini aku mulai lelah, aku mulai putus asa, aku mulai mencoba berjalan menjauh dan saat aku hampir benar -  benar melangkah, dia meraih tanganku. dia memintaku berbalik. dan dia menjawab semua rasa penasaranku. ibarat menemukan oase di gurun pasir. mendapat air di saat dehidrasi. sungguh melegakan sekaligus juga hampa. aku merasa bahagia karena selama ini aku bukan memperjuangkan hal yang sia - sia tapi mengapa menjadi hampa? mungkin karena aku sudah terlalu jenuh dan lelah. meski dia sudah menajadi milikku tapi aku tidak merasaa bahagia. sungguh aku merasa hampa. 

aku menjalani hariku denganya, tapi itu semua terasa palsu. aku mencoba untuk tetap menjalani, tapi semakin kujalani aku semakin merasa bersalah. kuputuskan untuk melepasnya pergi. meskipun setelah dia pergi, dia kembali timbul tenggelam dalam kehidupanku. seperti malam ini. dia memintaku untuk mendengarkan sebuah lagu, lagu yang dia kirim. dan kini memang semuanya sudah berbeda. aku taak lagi merasakan getaran hebat saat mendengarkan lagu ini. lagu yang khusus dikirim untuku. 

terimakasih, masalalu. karenamu, aku menjadi aku yang sekarang. tempatmu mungkin tergantikan. tapi memori tentangmu, aku masih bisa mengingatnya sampai detik ini. semua detil yang ada aku masih hafal betul. kenanganmu rapi dalam sekotak kardus. terdiam, membisu, namun kekal :)

*music played : goodbye-miley cyrus)
read more >>>

Selasa, 15 April 2014

Ah Sudahlah

                Matahari bersinar sangat terik, kulit sawo matangku mungkin akan segera berubah menjadi sawo busuk. Sangat tidak bersahabat siang ini, belum lagi ini jam pulang sekolah, aku harus siap berdesak – desakkan di dalam angkot. Rasanya aku ingin pinsan saja.
                Ah jemputanku sudah datang, “taxi pintu tiga”. Tidak begitu penuh, hanya terisi dua orang, ditambah segerombolan anak dari sekolahku, masih cukup nyaman sebagai “kereta kencana ku”. Segera ku buka jendela untuk membiarkan udara bertukar. Mataku menyapu seluruh penjuru angkot. Kulihat seorang anak berjaket putih naik ke dalam. Anak ini cukup menarik perhatianku. Bagaimana bisa? Ya, ini tidak biasa. Dia anak salah satu guru disekolahku. Orang tuanya cukup berada masa ia mau bersesak – sesak ria naik angkot? Orang tuanya juga memberinya motor setahuku.
“hai, pulang juga?” sapanya ramah. Aku tergagap menjawabnya. Wow, dia menyapaku. Aku tak lebih dari anak cupu di sekolahku. Dan dia cukup populer dikalangan para eksis.
                Kejadian di angkot memang cukup menakjubkan, tapi yang lebih menakjubkan lagi, kami satu organisasi ternyata. Kami, siswa baru kelas sepuluh, wajib memilih satu ekskul diluar ekskul wajib. Dia dipercaya menjadi koordinator anggota baru, dan aku ditunjuk sebagai sekretaris. Apakah ada alasan lain bagi kami untuk akrab selain urusan ekskul? Entah lah seiring berjalanya waktu perlahan hubungan kami seperti lebih dari urusan ekskul. Kami intens berkomunikasi sampai aku takut mengartikan segalanya.
                Tidak ada yang perlu di artikan sebenarnya, hanya saja aku takut cinta menjumpaiku di situasi yang tidak tepat. Mungkin dalam waktu tepat, tapi bukan dengan orang yang tepat. Bukan orang yang tepat? Mungkin cinta bisa itu buta, tapi cinta penuh perasaan. Aku merasa minder, bahkan untuk jatuh cinta kepadanya pun aku minder. Minder karena aku hanya si cupu yang mulai lancang berkomunikasi dengan Mr. Populer. Minder karena aku tak sebanding dengan orang – orang yang ada disekelilingnya.
                Baik, ini semua hanya hayalan gilaku, bukan? Hanya imajinasiku, kan? Hubungan kami hanya sebatas urusan ekskul. Dan komunikasi rutin selama ini hanyalah basa – basi teman biasa. Ah, sudahlah....
read more >>>

Rabu, 09 April 2014

Putri Mimpi

Ini kisah tentang seorang gadis kecil yang tinggal di pinggir desa. dia berassal dari keluarga kecil yang sederhana. ayahnya tukang kayu dan ibunya berjualan dipasar. ia gadis yang supel dan memiliki banyak kawan. suatu hari ia bermimpi akan seorang pangeran yang berkunjung ke desanya. pangeran berkuda putih. pangeran gagah berani dengan senyum ramah dan tatapan teduh. sungguh figur yang sempurna. sang Pangeran bertemu dengan si gadis saat berkunjung ke pasar. dengan senyum menawan, sang pangeran mengajak si gadis berbicara. mimpi berakhir saat sang pangeran berpamitan untuk melanjutkan perjalananya menuju timur.

 terbangun dari mimpi, si gadis seperti mendapat pengharapan. setiap hari ia hanya harap harap cemas menanti sang pangeran untuk berkunjung ke desanya. ia semakin rajin ke pasar untuk menemukan peruntunganya. waktu berjalan semakin lambat setiap harinya. si gadis timbul tenggelam dengan harapanya. waktu berjalan sangat lambat namun pasti. si gadis kini semakin dewasa, semakin cantik. tak sedikit remaja desa nya yang ingin mempersuntingnya.

 "ayolah, terima salah satu dari mereka. mereka orang baik. mereka cukup mapan di desa kita. kau mencari seperti apa lagi?"
"aku tengah menunggu seseorang, ia peangeran yang ada dimimpiku."
"itu hanyalah mimpi. dan mimpi hanya bunga tidur."

itu hanyalah mimpi. dan mimmpi hanya bunga tidur. oh pangeran. benarkah kau hanya mimpi. benarkah menantimu hanyalah mimpi? kau pernah berjanji untuk kembali menemuiku. kau berjanji menjadikanku permaisurimu.  akankah itu hanya  mimpi semata pangeran? aku masih menunggu mu. sampai titik ini aku bimbang, menantimu atau  berjalan dengan yang lain. ketahuilah pangeran. kamu sosok mimpi yang  ingin ku hadirkan di nyataku. pulanglah Pangeran, atau kau telah menemukan permaisurimu? aku masih menunggumu. entah engkau kembali atau sudah bertemu permaisurimu, sampai detik  ini aku masih menantimu. demikian dalam batin si gadis, sambil berurai air mata. 
read more >>>

Sabtu, 05 April 2014

single?

single? apasih single itu? ga punya pacar? masi sendiri? jomblo? ya semacam itu lah. status ga punya pacar dan kadang di anggap nista. meski kadang dianggap sedikit lebih elite dari jomblo tapi toh sama sama gaada pasangan. jadi? ya intinya sama deh.

terus apa masalahnya sama single atau jomblo itu? ya gaada sih, cuma kadang para jomblo-ers sering merasa nista aja. apa lagi kalo malam minggu, liat temen temen ada gandengan, atau tengah text-ing sama some one specialnya.

single apa ada pasangan sama sama ada plush minusnya sih. itu cuma masalah prinsip sama cara pandang aja. single juga ga selamanya menganggap malam minggu itu sabtu malam atau sabtu kelabu. malming ya malming aja. ga punya pacar bukan the end of the world kok, ya kan? :D

kadang denger curhatan  temen temen, punya pacar suka di batasin temenanya. nah kita yang single? bebas kan mau temenan  sama siapa aja? manfaatkanlah kebebasan kita ini buat banyak banyak bersosialisasi. banyakin temen, banyakin relasi. kalo punya banyak temen kan asik tuh. apalagi kalo temen kita setipe sama kita. doin crazy thing, explore the  nature. so many thing we can do kan guys?

jadi keinget, sempet sih ngerasa ya "nista" lah karerna udah ga punya pacar lagi (BARU PUTUS) tapi ternyata ga seburuk  yang saya pikirkan :'D. ternyata walau ngga punya kekasih, saya masi punya temen temen yang  super  care. yang  super perhatian. sampai spreechless sama kebaikan mereka. yang  super gila sampai ga sadar sering bertingkah memalukan di tempat umum wkwk

so guys, JOMBLO/SINGLE itu bukan the end of  the world ya sekali lagi. jangan frustasi gara gara ga punya pacar. santai kaya di pantai, jodoh udah ada yang ngatur. jodoh itu kaya rezeki, gaada yang ketuker. ada porsinya masing masing. jangan banyakan galau. hidup udah ribet gausah ditambah ribet sendiri :v yang baru putus, yang hampir putus, selaw aja men. jodoh pasti bertemu. sekarang mumpung masi jadi anak muda, lakuin hal hal yang hanya bisa dilakuin di jaman jaman masi  muda sebanyak banyaknya. travelling, latihan bisnis  mungkin, nulis, dan sebagainya sebagainya sebagainya.

nulis gini gara gara abis hang out sama temen temen di perantauan. ternyata ga selamanya ya single itu kelabu. asal pinter pinter aja manfaatin waktu. pinter pinter aja sosialisasi. dan yang paling penting. selalu belajar buat IKHLAS biar hati adem o:)

sekian
read more >>>

Jumat, 04 April 2014

Perkenalkan

setelah blog lama entah kemana, sementara ngiri sama gayuh yang sering nulis keren di blog. yasudah membuat blog lagi aja kali ya ._. 

untuk apa bikin blog ini? mungkin buat media curhat. haha lucu sih karena mempublikasikan privasi. tapi selama masih dalam batas batas kewajaran no problemo kan yaa ._.

dan kalo lama lama isinya kacangan karena berisi curhatan galau harap dimaklumin saja ya :v maklum, ABG jiwa labil nya masi kuat wkwk

postingan pertama, perkenalkan. nama saya Thika. ya cukup simple, panggil aja thika. gausah nama panjang. terlalu panjang nanti (?) saat ini masih menjadi mahasiswa semoga tahun depan sudah menjadi pegawai di... Aamiin.

okai see you latter.

Thika
read more >>>